Bukhori: Doa itu Hasil Refleksi Itikaf Ramadhan di Mesjid
Anggota Komisi III DPR RI Bukhori Yusuf menerima ucapan selamat, tepukan dan pelukan dari para koleganya setelah menyelesaikan tugasnya dengan baik sebagai pembaca doa dalam acara Sidang Bersama DPR-DPD RI dengan agenda Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka HUT ke-67 Kemerdekaan RI.
“Selamat Pak Buchori, doanya menyentuh sekali,” kata anggota Komisi VIII Oheo Sinapoy yang menemuinya usai acara di Lobi Gedung Nusantara, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/12). Yang diberi selamat membalas dengan senyum cerah. “Alhamdulillah.”
Kepada wartawan ia mengaku sudah terbiasa membacakan doa di sejumlah kegiatan termasuk di partainya PKS. Khusus untuk acara Pidato Kenegaraan kali ini, ide mengalir deras setelah ia beritikaf di mesjid yang merupakan agenda wajibnya pada setiap 10 hari Ramadhan terakhir.
“Ketika dihubungi Sekjen DPR saya sedang melakukan itikaf Ramadhan di mesjid, jadi doa yang saya tulis sendiri ini, saya fikir bagian dari hasil refleksi kegiatan itikaf,” jelasnya. Bagi hadirin yang mendengarnya bagian awal dari doa itu terasa menyentuh.
“Agar doa kita lebih khusuk, maka kami mengajak seluruh hadirin untuk bersama-sama menghadirkan seluruh fikiran, mengangkat kedua tangan, menundukkan kepala, seraya membayangkan bahwa suasana bulan suci pada hari ini, seakan bulan suci Ramadhan ditengah-tengah pekik kemerdekaan 17 Agustus, 67 tahun yang lalu.”
Sebagai anggota Komisi Hukum, Bukhori juga menyelipkan harapan untuk perbaikan penegakan hukum di negeri ini. “Dengan KekuasaanMu perbaikilah prilaku beragama kamisebagai benteng kehidupan kami, perbaikilah dunia kami sebagai tempat penghidupan kami, perbaikilah akhirat kami sebagai tempat kembali kami. Perbaikilah para penegak hukum kami sebagi tempat mencari keadilan kami, perbaikilah seluruh penyelenggara negeri kami agar berpihak kepada rakyat dan negeri kami.Jadikanlah kehidupan kami di dunia ini sebagai tempat memperbanyakkebaikan.”
Wakil rakyat dari daerah pemilihan Sumatera Selatan ini menyebut doa yang disampaikannya dan di-aminkan oleh pejabat publik di negeri ini mulai dari Presiden, Kepala Lembaga Negara, Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, berasal dari suara hati rakyat yang mendambakan perbaikan. Beberapa bagian dari harapan itu pernah dilontarkan dalam rapat-rapat dengan mitra kerja terkait, tetapi dalam suasana kenegaraan mungkin bisa menggugah hati nurani siapapun yang mendengarnya.
“Berikanlah kepada kami dan bangsa kami serta seluruh pemimpin negeri ini rasa malu kepada-Muyang mampu melahirkan tanggung jawab dalam mengemban amanah. Berikanlah kepada kami dan bangsa kami serta seluruh pemimpin negeri ini ketakwaankepada-Mu yang dapat mengantarkankami dan mereka pada surga-Mu.” Amin, perkenankanlah Ya Tuhan kami. (iky) foto:ry/parle